Peran Keluarga Dan Masyarakat Dalam Menumbuhkan Budaya Literasi

Keluarga merupakan pilar utama dalam membangun budaya literasi, keluarga memegang kendali dalam menubuhkan pola pikir dan prilaku anak. Hal ini disebabkan karena keluarga memiliki ikatan emosional yang sangat kuat dengan anak dalam membentuk karakter dan kepribadian anak sejak dini. Oleh karena itu keluarga perlu dibekali dengan pengetahuan tentang bagaimana mendidik anak dan membudayakan literasi secara total walaupun sederhana dalam praktiknya sebelum berkolaborasi dengan masyarakat  dalam penerapannya. 

Masyarakat merupakan tempat berintraksinya individu yang satu dengan individu lainnya, sehingga masyarakat juga memiliki peran penting dalam menumbuhkan budaya literasi bagi anak secara umum terhadap berbagai kemampuan dan keterampilan mereka, baik dalam kegiatan membaca, menulis, berbicara, berhitung serta upaya strategis untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. 

Budaya literasi akhir-akhir ini sangat jarang kita jumpai ditengah-tengah keluarga, lingkungan pendidikan dan masyarakat, hal ini disebabkan karena berbagai faktor salah satunya adalah perkembangan teknologi digital sehingga tidak jarang kita temukan bahwa anak-anak lebih senang bermain-main dari pada membaca maupuh berhitung. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan jika tidak segera dilakukan tindakan sejak dini dalam membangun budaya literasi. Sebab literasi merupakan sumber pengetahuan dalam menumbuhkan karakter dan keperibadian anak dalam meniti kehidupan dimasa depan.
Menumbuhkan Budaya Literasi Membaca Buku

Dalam upaya mewujudkan budaya literasi bagi anak-anak tentu sangat diperlukan strategi jitu yang dapat memecahkan permasalahan tersebut salah satunya adalah dengan memperbaiki pola asuh, anak dari orang tua, pola didik dan pola prilku hidup yang mencerminkan karakter budi pekerti yang luhur, terampil dan bertanggungjawab. 

Lalu bagaimana kita dapat menyikapi persoalan membudayakan literasi pada anak yang melibatkan peran keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan budaya literasi. Marilah kita sama-sama cermati opini dan pengalaman penulis dalam menumbukan budaya literasi dari lingkungan keluarga, satuan pendidikan dan masyarkat. #LiterasiKeluarga

A. Menubuhkan budaya litersi melalui peran keluarga
Keluarga memiliki peran sentral meningkatkan minat baca, pembentukan karakter dan keperibadian anak, lantas apa yang harus anda lakukan dalam menempatkan kelurga sebagai mesin utama menumbukan budaya literasi antara lain :

Pertama Pengenalan diri. Dalam menumbuhkan budaya literasi pengenalan diri sangat penting untuk mengetahui tentang dirinya baik mencakup identitas, cita-cita dan kemampuan yang dimiliki anak. Disini peran keluarga yaitu mengoptimalkan fungsi yang dimiliki oleh anak terkait diri dan keperibadian yang dimiliki dengan mendorong anak untuk terus belajar dan belajar untuk melengkapi kekurangannya agar memiliki ilmu dan pengetahuan yang cukup sebagai bekal dalam menjalani persaingan hidup dimasa yang akan datang.  Adapun contoh sederhana pengenalan diri yaitu pembiasaan diri sebelum memberikan komentar berupa ucapan salam dilanjutkan dengan pengenalan identitas diri seperti nama, nama panggilan, umur, hoby, cita-cita dan lain sebagainya. Tujuan dari pengenalan diri ini adalah untuk melatih kemampuan berkomunikasi bagi anak.

Kedua, Pengenalan lingkungan, Manusia sebagai mahluk sosial tentu harus diperkenalkan dengan lingkungannya sejak dini, hal ini untuk menciptakan pola pikir anak agar lebih kreatif dan inovatif melalui kegiatan pembiasaan dengan lingkungan, pengenalan dan berinteraksi dengan orang lain. Pengenalan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari dimulai dari pengenalan lingkungan keluarga dengan menampilkan suasana lingkungan yang harmonis yang dapat menerapkan keteladanan kepada anak-anaknya seperti membiasakan sikap saling hormat menghormati, yang kecil menghormati yang lebih tua, dan seterusnya.

Ketiga, Dongeng, kegiatan mendongeng atau bercerita yang dapat menggugah hati anak agar mereka ingin mengetahui secara pasti apa isi yang terkandung dalam cerita tersebut secara tidak langsung dapat meningkatkan budaya literasi anak. Dengan bercerita, maka dengan sendirinya mampu membangkitkan daya imajinasi anak untuk berkarya secara mandiri. 

Keempat, Membudayakan gemar membaca, menulis dan berhitung. Menumbuhkan budaya literasi dengan melatih anak untuk gemar membaca, menulis dan berhitung tentu tidak lah mudah, sebak kita memerlukan strategi khusus dalam meningkatkan budaya gemar membaca, menulis dan berhitung pada anak salah satunya adalah berdasarkan catatan pengalaman penulis yaitu: Ketika bepergian anak-anak kita tunjukkan tanda-tanda seperti plang, rambu-rambu lalu lintas kemudian menjelaskannya, nah untuk membangkitkan semangat anak untuk membaca dan menulis tentu kita  perlu menarik rasa ingin tahu anak tentang apa yang telah dialami dan dirasakan ketika bepergian atau setelah membaca sebuah tulisan-tulisan yang telah mereka baca.  
Pendampiangan Budaya Gemar Membaca Buku
  
Kelima, Komunikasi. Literasi pada dasarnya adalah kemampuan berbahasa atau berkomunikasi secara lisan sebab literasi dipahami tidak sekadar membaca dan menulis saja, tetapi lebih pada memanfaatkan informasi dan bahan bacaan untuk menjawab berbagai persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Melatih kemampuan berkomunikasi pada anak sama dengan membangkitkan seribu bahasa dalam membuka semangat gemar membaca.

Keenam, Bertanggungjawab. Literasi tanggungjawab sebagai bagian dari upaya meumbuhkan karakter dan kepribadian anak agar senantiasa bersikap baik, jujur dan bertanggungjawab atas apa yang telah mereka perbuat. Contoh anak-anak harus dibiasakan untuk bertanggungjawab yaitu dengan selalu berkata jujur apa adanya.

B. Menumbuhkan budaya literasi berbasis minat
Dewasa ini kita telah banyak melihat bahwa anak anak lebih senang bermain main games dan nonton televisi (TV) dari pada membaca buku atau bacaan lainnya, kadang-kadang diwaktu anak mengaji justru orang tua sibuk nonton TV dari pada mengurus anak untuk belajar, hal ini merupakan tantangan bagi kita orang tua dalam membudayakan literasi membaca dilingkungan keluarga. 

Berangkat dari situasi dan kondisi di atas maka perlu kesadaran orang tua, masyarakat dalam mengatasi kondisi tersebut misalnya orang tua perlu mengatur jadwal belajar dan jadwal bermain anak atau semacam peraturan (tata tertib) yang mengatur rumah tangga  dan aturan tersebut berlaku untuk orang tua, anak dan keluarga lainnya. Contoh pada pagi hari semua anggota keluarga dalam rumah tangga pagi hari diharuskan untuk sarapan sebelum jam 9, membaca buku minimal 10 menit sebelum berangkat ke sekolah dan mulai bekerja, setiap bepergian dan pulang wajib mengucapkan salam, pulang dari sekolah atau  tempat kerja langsung makan minuman, kemudian belajar lagi minimal 15 menit sebelum istirahat dirumah,  bermain. Setelah magrib budayakan kegiatan literasi religi dengan belajar mengaji seperti membaca Al-Qur'an dan tata cara menjalankan kewajiban sebagai hamba Allah SWT sehingga mereka terbiasa nantinya hingga menginjak usia dewasa.
Literasi Religi

Di era zaman digital saat ini kita melihat kondisi nyata dimasyarakat, bahwa penggguna internet dengan mengguakan smartphone hampir disetiap rumah tangga sangat merata menggunakan smart phone paling digermari sehingga tidak heran sering kita jumpai bahwa anak-anak lebih senang bermain menggunakan smartphone untuk nonton YouTube dari pada membaca buku.

Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk membudayakan literasi dengan media yang disukai oleh anak sehingga media tersebut dapat bermanfaat dalam meningkatkan budaya literasi pada anak, salah satunya adalah penggunaan internet dengan media smartphone. Nah, jadi cara sederhana yang dapat digunakan adalah membatasi akses internet dengan menemani anak untuk mebatasi akses jelajah dengan mengarahkan pada tontonan yang mendidik bagi anak, misalnya tontonan cara berhitung bagi pemula, menjaga kesehatan lingkungan dan video yang bersifat mendidik. Tidak berhenti sampai disitu orang tua perlu melakukan tindak lanjut terhadap apa yang telah ditonton oleh anak dan menjelaskan maksud dari tontonan tersebut kemudian mengaplikasinya dalam kehidupan sehari hari.

C. Menubuhkan budaya litersi melalui peran masyarakat
Peran masayarakat dalam menumbuhkan budaya literasi memiliki kontribusi yang cukup besar dalam membangun budaya literasi salah satunya adalah dengan memanfaatkan lembaga-lembaga pendidikan seperti TBM, TPQ yang didukung dengan program Gerakan Indonesia Membaca (GIM). Dengan adanya program GIM peran orang tua dan masyarakat semakin kuat, sebab tanpa membaca orang tidak akan pernah tau, tanpa membaca orang tidak akan pernah mendapatkan pengetahuan yang cukup sehingga selalu tertinggal dalam berbagai disiplin ilmu.

Literasi tumbuh dengan adanya dukungan masayarakat dan satuan pendidikan dengan memperbayak kegiatan yang dapat menumbuhkan bakat dan minat membaca, menulis dan berhitung dengan cara mebuat kegiatan gebyar, pertandingan atau lomba yang dapat menumbuhkan bakat dan minat bagi anak-anak seperti kegiatan gebyar PAUD. Budaya literasi dalam konsep Gebyar PAUD merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok kerja guru PAUD atau satuan pendidikan yang dihajatkan untuk dapat meningkatkan kemampuan anak usia dini dalam melatih mental dan sportivitas anak  dalam berbagai kegiatan lomba.
Kegiatan Gebyar PAUD

Gebyar PAUD memiliki dampak yang cukup signifikan dalam membangun karakter anak dan orang tua wali untuk selalu bersemangat dalam mengikuti tahapan kegiatan lomba.  Menurut pengakuan salah seorang wali murid bernama Nurul Huda pada tanggal (27/4/2019) mengatakan bahwa "Kegiatan Gebyar PAUD sangat mendorong motivasi anak dan orang tua untuk ikut berpartisipasi dalam mendidik anak anak sebelum melakukan kegiatan lomba, sebab kita tidak ingin anak kita dapat prestasi NIHIL" ungkapnya.

Kegiatan Gebyar PAUD adalah salah satu wujud nyata penerapan budaya literasi bagi anak namun juga berdampak pada orang tua wali peserta didik. Dengan diselenggarakannya gebyar PAUD anak didik terdorong untuk belajar, demikian pula orang tua termotivasi untuk ikut membantu menyempurnakan hasil pembelajaran yang didapat disekolah dengan mengajarkan anak mereka dirumah. Ketika kegiatan gebyar PAUD dilaksanakan setingkat lebih tinggi dari satuan pendidikan umpamanya dilaksanakan oleh HIMPAUDI dan Dinas Pendidikan tentu motivasi literasi bukan hanya kepada peserta didik tapi juga guru pada lembaga satuan pendidikan juga turut termotivasi  dalam menghadirkan anak anak didik yang berprestasi.

Dengan demikian membangun budaya literasi membaca dan menulis bukan hanya bisa didapat dari pendidikan tetapi juga budaya literasi dapat dibangun dengan melaksanakan kegiatan lomba yang dampaknya cukup besar karena  melibatkan semua unsur baik anak didik, orang tua, guru, pemangku kepentingan dan lembaga pendidikan.

#SahabatKeluarga
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa peran keluarga dan masyarakat mampu meningkatkan budaya literasi bagi masyarakat.
#LiterasiKeluarga

Related : Peran Keluarga Dan Masyarakat Dalam Menumbuhkan Budaya Literasi

13 Komentar untuk "Peran Keluarga Dan Masyarakat Dalam Menumbuhkan Budaya Literasi"

mantap... literasi memang cara ideal menumbuhkan budaya literasi bagi anak. ada file referensinya bang

semangat literasi, manap bang cukup membantu penerapan GLS walau sederhana tapi pasti

terima kasih atas kunjungannya saudara

Sebuah referensi yang bermanfaat bagi pendidikan dan masyarakat umum

Harapan bisa dikoreksi jika terdapat kekeliruan didalamnya untuk penyempurnaan

waah luar biasa ini, memanfaatkan blog gratis untuk kepentingan pendidikan dan dapat diakses oleh orang banyak, terima kasih telah bayak mengabdikan diri untuk kepentingan kemajuan pendidikan

Hal hal semacam ini yang berguna untuk kepentingan pendidikan patut kita apresiasi, memanfaatkan media sederhana cukup membuat orang tua nyaman memberikan anak untuk browsing mencari referensi pengetahuan tentang koperasi..selamat pak

Terimakasih atas saran dan masukannya

Konten berita yg ini sangat bermanfaat untuk kami para pendidik, sekiranya para pendidik lainnya dpt mempublikasikan karyanya sepeti blog ini saya yakin anak dan guru dpt dengan mudah mengerti bagaimana sesungguhnya literasi dalam kehidupan kelurga dan masyarakat.

Karya anda sangat bermanfaat untuk kemajuan Pendidikan dan sebagai bahan inspirasi buat kita khususnya pendidik agar siswa siswi kita lebih gemar membaca untuk meningkatkan ilmu pengetahuannya daripada bermain game dengan smartphonenya.